Jumat, 18 Mei 2012

Bangkit dan Lahirnya Reich Ketiga, Proses Perjuangan Hitler Mewujudkan Ambisinya


Hitler berjalan mondar mandir gelisah di kamarnya di Hotel Kaiserhof di Reichskanzlerplatz, yang letaknya tidak begitu jauh dari pusat pemerintahan. Di tengah suasana politik yang menegang ketika itu akibat krisis kekuasaan, Adolf Hitler menunggu kabar yang akan menentukan nasibnya dan partai Nazi (Sosialis Nasional) yang is pimpin. Hari Minggu sore 29 Januari 1933 itu Hitler sedang makan kue dan minum kopi bersama beberapa pembantu terdekatnya ketika Hermann Goering, Presiden Reichstag (DPR) yang juga orang keduanya, tergopoh-gopoh masuk ke kamar hotel dengan membawa kabar yang ditunggu-tunggu Hitler.
Goering yang bertubuh subur itu dengan gembira mengabarkan bahwa Senin besok Hitler akan diumumkan sebagai kanselir (PM) yang baru. Semua yang mendengar tampak lega dan memberi selamat kepada Hitler. Esok harinya 30 Januari menjelang tengah hari, Adolf Hitler diantar ke istana (Chancellery) untuk bertemu dengan Presiden Marsekal von Hindenburg yang sudah uzur. Hasil pertemuan itu ternyata men jadi awal perubahan nasib Hitler maupun Jerman dan dunia seluruhnya.Karena hari itu juga Adolf Hitler yang baru berusia 43 tahun, resmi diambil sumpahnya sebagai kanselir Jerman yang baru, dan sejak itu pula lahirlah The Third Reich atau Reich Ketiga ciptaan mantan kopral kelahiran Austria itu. Hitler mengimpikannya akan berusia 1000 tahun!
Anggota SS angkatan pertama yang bertugas sebagai pengawal pribadi Hitler.
Kelahiran Reich Ketiga itu disambut meriah sekali oleh para pendukung Partai Nazi. Malam itu ribuan anggota garda Nazi menyelenggarakan pawai obor secara besarbesaran. Mereka dengan disiplin tinggi seperti militer, berbaris di jalan-jalan dengan iringan genderang serta musik mars militer, melewati Gerbang Brandenburg menuju Wilhelmstrasse, tempat istana kekanseliran Jerman berada.
Dari gedung megah itu, Hitler selaku kanselir baru berdiri tegap menerima penghormatan para pengikutnya, dan berkali-kali tangan kanannya diangkat untuk menyampaikan salam Nazi. Matanya tampak berkaca-kaca, karena impiannya untuk menguasai dan mengubah Jerman sesuai dengan konsepnya benarbenar tercapai hari itu.Dari sebuah jendela di istananya, Presiden Hindenburg juga menyaksikan pesta kemenangan Hitler tersebut tanpa mengetahui persis apa yang akan terjadi terhadap arah dan nasib negerinya di masa mendatang.
Kelahiran Reich Ketiga tersebut bukanlah suatu kejadian yang tiba-tiba, namun merupakan puncak suatu proses yang sudah berjalan lama, menyusul kalahnya Jerman dalam Perang Dunia Pertama yang sering disebut sebagai The Great War. Proses itu terutama diwarnai politik perebutan kekuasaan antara berbagai kelompok kepentingan dan ideologi di negeri yang sedang kacau balau dan tidak memiliki pemerintahan yang kuat berwibawa. Salah satu pemain politik dalam persaingan kekuatan adalah Adolf Hitler, pendiri National Sozialistische Deutsche Arbeiter Partei (NSDAP) atau Partai Pekerja Nasional Sosialis Jerman, biasa disingkat dengan Nazi.
Hitler dan kondisi pasca perang
Adolf Hitler yang dilahirkan di Braunau, Austria, pada 20 April 1889 memang terkenal sebagai orator, jago pidato. Ia mengatakan bahwa kemampuannya berpidato dengan kekuatan vokalnya yang istimewa itu terasah dari kecil, sewaktu ia menjadi anggota paduan suara anak-anak di gereja. Hitler yang berangkat remaja dikenal pemalas meskipun sebetulnya cerdas. Ia tidak suka menerima nasihat atau kritik, namun menuntut teman-teman seusianya untuk tunduk kepadanya. Ketika cukup umur dan harus masuk milisi di Austria, Hitler menghindar dan lari ke Munchen (Munich) di Jerman sampai perang pecah. Ia lalu mendaftar masuk tentara, mencapai pangkat kopral. Sebagai prajurit ia menunjukkan disiplin dan semangat tinggi, sesuatu yang tadinya dia tidak punyai.
ERNST ROHM - Disamping Hitler yang mempunyai sejumlah "keanehan", orang-orang dilingkungannya seperti Ernst Rohm (kedua dari kiri) ini dikenal sebagai homo seksual dan jago berantem.
Hitler terkena serangan gas di front pada Oktober 1918, menjelang kalahnya Jerman. Ketika ia masih dirawat di front belakang, Jerman pun menyerah dengan harus menanggung beban kekacauan besar di dalam negerinya. Revolusi pecah. Kaisar Wilhelm harus turun takhta. Kekaisaran digantikan oleh Republik Weimar yang lemah dengan Friedrich Ebert sebagai kanselir (perdana menteri) dan kemudian menjadi presiden pertamanya. Sesuai dengan hasil pendiktean pihak yang menang dalam Perjanjian Versailles (1919), maka berbagai pembatasan dikenakan terhadap Jerman pasca PD I, mulai dari penyerahan semua wilayah koloninya. hingga pembatasan kekuatan militernya, seperti tidak  diperbolehkan mempunyai lebih dari 100.000 tentara, dilarang memproduksi tank, kapal selam, pesawat militer, senjata gas dan lain-lain. Jerman merasa dipojokkan dan menghadapi suatu fait accompli, karena kalau menolak maka Sekutu mengancam akan meneruskan aksi militernya.
Banyak ahli sejarah yang berpendapat, bahwa kerasnya persyaratan dalam Perjanjian Versailles terhadap Jerman serta tidak adanya ketegasan terhadap pelanggaran perjanjian itulah yang pada tahun 1930-an menyulut bangkitnya lagi militerisme Jerman, kali ini dipimpin oleh Hitler dengan ideologi Nazinya.
Kondisi Jerman pasca perang menjadi tempat persemaian yang subur bagi tumbuhnya ideologi yang ekstrem kanan maupun kiri. Jerman terpecah-pecah karena pemerintahan republik yang baru tidak efektif. Di Bavaria timbul pemberontakan oleh kaum sosialis dan komunis yang mencita-citakan terjadinya revolusi di Jerman, mengikuti apa yang terjadi di Russia. Pemberontakan itu akhirnya dapat dipadamkan oleh pemerintah pusat yang dibantu Freikorps, suatu organisasi semimiliter yang dibentuk oleh para bekas tentara yang beraliran kanan. Mereka begitu membenci orang-orang kiri dan Yahudi, yang mereka anggap sebagai “pengkhianat” sehingga Jerman kalah dalam PD I. Pasukan sukarela ini berkembang pesat, dan dilatih khusus menirukan pelatihan pasukan khusus Jerman yang dibentuk Jenderal Eric von Ludendorff selama masa perang.
BERLIN RUSUH - Sebuah upaya reyolusi dilakukan oleh kelompok Spartacist, namun dengan mudah digagalkan oleh AD Jerman. Dalam kerusuhan di Berlin tahun 1919 ini. Kerusuhan ini juga melibatkan Freikorps.
Berlainan dengan tradisi serbuan frontal oleh pasukan infanteri dalam jumlah yang besar, maka pasukan khusus ini tugasnya adalah menjadi ujung tombak. Pasukan ini mobilitasnya tinggi dan terlatih secara khusus, sering disebut sebagai batalyon pengejut, Sturmtrupp (Storm Troops) atau Stosstrupp (Shock Troops) . Dari pasukan khusus inilah Freikorps mengambil bentuk dan sifatnya, yang pada gilirannya nanti akan menjadi inspirasi dari terbentuknya milisi Partai Nazi, baik Sturm Abteilung (SA) maupun Schutz Staffel (SS) di kemudian hari.
Sementara itu Hitler sendiri seusai perang bergabung dengan Deutsche Arbeiterpartei (DAP), sebuah partai kecil yang didirikan oleh Anton Dexler, seorang pandai besi bersama dengan Ernst Roehm, seorang petualang, homoseks, dan orang yang tidak kenal kompromi. Di dalam partai pekerja ini, lamunan Hitler yang nasionalistik tersalur karena partai ini menganut paham yang membenci kaum kapitalis Yahudi serta kaum Marxis yang dianggap akan melakukan revolusi ala Lenin untuk mengkomuniskan Jerman menjadi negeri ala Soviet Russia. Karena kemampuannya berpidato yang luar biasa serta didukung ideologinya yang sangat nasionalistik, karier Hitler dalam partai pun berkembang cepat. Ia menarik perhatian banyak orang.
Dexler sendiri posisinya terancam oleh melajunya Hitler dalam partai, sehingga dia yang pernah menjuluki Hitler sebagai “orang kecil yang absurd” akhirnya mengakui posisi dominan Hitler dalam partai. Tidak lama kemudian Hitler pun mendirikan sendiri partai baru sebagai pengganti DAP, yakni NSDAP yang sering disingkat Nazi, National Sozialistische. Hitler berambisi partainya segera berkembang besar, dan ia pun menemukan teman untuk itu, Ernst Roehm, yang bersedia bergabung dengan Nazi karena satuan milisi yang dia bentuk telah dibubarkan oleh pemerintah. Roehm berharap melalui partai ini, ambisinya untuk memimpin pasukan sendiri akan terwujud lagi.
Lahirnya SA dan SS
Dalam waktu singkat, Roehm memperkenalkan Hitler dengan tokohtokoh yang berpengaruh, seperti Jenderal Ludendorff, pahlawan PD I yang dikenal sebagainasionalis sayap kanan. Juga dengan Jenderal Franz Ritter von Epp, komandan Freikorps militer di Munchen. Perkenalan dengan para tokoh membuat Partai Nazi mulaimemperoleh kredibilitas di kalangan masyarakat, sekaligus mendapat dukungan finansial yang diperlukan. Hitler pun berusaha membangun citra partainya dengan membuat lambang-lambang kepartaian seperti Swastika, dan para anggotanya pun berseragam bak kaum militer. Hitler dengan kemampuannya sebagai orator terus menerus berkampanye, membangun semangat patriotisme kejermanan dengan menghasut anggotanya untuk melawan kaum sayap kiri seperti komunis dan sosial demokrat, disamping terhadap kaum kapitalis Yahudi. Konfrontasi fisik pun sering terjadi dengan musuh-musuh politik Partai Nazi.
BROWN SHIRT S - Seragam coklat SA Obergruppenfuhrer (Jenderal) Wilhelm Helfer yang dipenuhi tanda penghargaan. Seragam ini digunakan sejak 1924. Di kantong kiri bisa dilihat Black Wound Badge (kiri), War Merit Cross in Silver, 1931 Brunswick Rally Badge (kanan) dan NSDAP Gold Party Badge of Honour
Sementara itu Roehm juga membangun kekuatan di dalam partai, berupa pasukan keamanan yang tugasnya semula mengawal Hitler dan tokoh-tokoh Nazi manakala berpidato di depan umum. Satuan pengamanan ini terdiri dari bekas tentara yang menganggur serta para tukang pukul. Mereka berseragam warna coklat, sehingga terkenal dengan sebutan Barisan Kemeja Coklat atau Brownshirts meskipun sebutan resminya adalah Sturmabteilung (SA’. Detasemen ini makin lama makin besar dan kuat, serta menjadi garda terdepan Partai Nazi. Hitler dan kawan-kawannya pun makin percaya diri.
Uji coba pertama melawan musuh politiknya terjadi di kota Coburg pada tanggal 14-15 Oktober 1922. Pada hari itu Hitler diundang ke Coburg untuk berpidato. Ini merupakan kesempatan yang sudah lama ditunggu-tunggunya. Maka is pun menyewa kereta api, dan rombongannya yang besar berangkat dari Munchen menuju kota yang dikuasai kaum Marxis tersebut. Sebagian besar rombongan Nazi ini adalah dari anggota SA, dilengkapi dengan barisan musik segala. Mereka betul-betul fanatik dan tidak gentar untuk masuk ke wilayah lawannya. Benar saja, perarakan kaum Nazi itu dilarang ke pusat kota apabila mereka tetap mengibarkan bendera partai dan musik. Kaum Marxis menghadang, dan perkelahian pun tidak terhindarkan. Namun aneh, banyak di antara penduduk kota itu yang malah bergabung dengan barisan Nazi, dan perarakan jalan terus.
pidato di Balai Kota Coburg, yang oleh banyak orang dianggap sebagai salah satu kemenangan awal Hitler. Malam harinya barisan SA terlibat lagi dalam pertarungan dengan kelompok Marxis. Esok paginya kaum komunis berniat mengusir Hitler dan partainya dari Coburg dengan mengerahkan ribuan massanya. Tetapi yang muncul ternyata sedikit dan sebaliknya yang mengelu-elukan Hitler dan rombongan besarnya semakin banyak. Hitler telah memenangkan pertarungan pertamanya yang menentukan, dan sejak itu perkembangan Partai Nazi semakin cepat. Bulan Januari 1923 di bawah slogan Deutschland Erwache atau Jerman Bangkit, diselenggarakanlah apel besar Partai Nazi di Munchen. Di sini Hitler memproklamasikan bahwa Swastika akan menjadi lambang nasional Jerman masa depan. Dengan demikian hal itu menunjukkan betapa dia telah mempunyai rencana mengenai kekuasaan di kemudian hari.
Dalam perjalanan selanjutnya, Hitler merasakan kebutuhan untuk mempunyai pasukan pengawal pribadi, mengingat semakin kerasnya persaingan politik di Jerman pada masa itu sehingga membahayakan keamanan para pelakunya. Hitler menghendaki, barisan pengawal ini jumlahnya tidak perlu banyak-banyak, namun harus terdiri dari mereka yang telah terbukti kemampuannya, berdarah Eropa Utara (Nordic), serta punya karakter kuat. Mereka berfungsi sebagai pengawal pribadi dengan kesetiaan sepenuhnya kepada Hitler. Selain melindungi Hitler, mereka jugs menjaga para tokoh Partai Nazi lainnya.
Hitler bersama Presiden Hindenburg.
Bulan Maret 1923, embrio dari pasukan pengawal pribadi ini mulai terbentuk dengan dua orang, Josef Berchtold dan Julius Schreck. Mereka mem-
bentuk unit pengawal yang dinamakan Stosstruppe Adolf Hitler. Pada Agustus 1923 Heinrich Himmler bergabung dengan NSDAP. Pasukan pengawal pribadi ini berkembang cepat meskipun sudah ada SA pimpinan Roehm.
Namun barisan Kemeja Coklat ini dianggap lebih bermanfaat untuk bertarung di lapangan melawan barisan musuh politik Nazi. Selain itu karena ba-
nyak dari anggota SA berasal dari Freikorps yang sangat terbiasa hanya loyal kepada atasan langsung, maka dalam kenyataannya mereka pun lebih terikat kepada Ernst Roehm dan bukan kepada Hitler. Karena itulah untuk kepentingan jangka panjang, Hitler menganggap SA tidak mungkin dijadikan sandaran utamanya. Karena itulah dia membentuk pasukan pengawal yang hanya loyal kepadanya. Dalam perkembangannya, pasukan inilah yang disebut Schutzstaffel (SS), atau satuan pertahanan, defence squad, yang nantinya dipimpin oleh Himmler.
Putsch, usaha merebut kekuasaan
Setelah melihat kesukses an dalam membangun partaihya, Adolf Hitler menjadi kian bernafsu untuk menjajal kekuatannya terhadap pemerintah negara bagian Bavaria. Rupanya dia terpengaruh oleh Benito Mussolini yang pada Oktober 1922 berhasil mengambil alih kekuasaan di Italia dengan memimpin partai fasisnya masuk ke kota Roma. Kalau Mussolini berhasil, maka dia pun harus juga berhasil. Kondisi di Jerman kala itu tampaknya memang memungkinkan perebutan kekuasaan, karena pemerintahan Republik Weimar begitu lemah, negara Jerman hampir bangkrut akibat resesi, dan konflik antar ideologi kepartaian semakin meruncing. Kaum komunis dengan para pemimpinnya seperti Karl Liebknecht, Rosa Luxemburg, Wilhelm Pieck dan lainlainnya juga terus beragitasi dengan tujuan merebut kekuasaan.
PASUKAN KHUSUS - Strum Abteilung (SA) melakukan defile di War memorial di Munich tahun 1923. Kelahiran SA terinspirasi dari pasukan khusus Freikorps. Termasuk juga menginspirasi milisi Partai Nazi maupun Schutz Staffel (SS) di kemudian hari. Jika mau dirunut lagi, biang awalnya adalah Sturmtrupp atau Stosstrupp.
Usaha kaum komunis untuk berontak di Hamburg dapat digagalkan oleh Reichswehr, militer reguler Jerman bentukan setelah perang. Militer juga berhasil mengalahkan kaum komunis di negara bagian Saxony dan Thuringia, sehingga sebetulnya tak ada alasan lagi bagi Nazi untuk merebut kekuasaan dengan berdalih untuk melawan kaum komunis. Sementara itu pasukan Freikorps yang beraliran kanan garis keras secara brutal juga menghabisi banyak kaum kiri, termasuk menangkap, menyiksa, dan membunuh dua pemimpin komunis, yaitu Liebknecht dan Rosa Luxemburg. Namun niat Hitler untuk merebut kekuasaan tidak dapat diubah lagi. Ia ingin membuktikan bahwa Partai Nazi sudah mampu untuk melakukan sesuatu yang lebih besar lagi.
Pada 9 November 1923, pemimpin pemerintahan Bavaria, Gustav von Kahr akan berpidato di sebuah gedung tempat minum bir (Beer Hall) di Munchen atau Munich. Kahr sebetulnya simpati ke sayap kanan, dan Hitler berusaha merekrutnya, namun Kahr menolak. Tanpa diketahui, Hitler dan beberapa pembantu terdekatnya seperti Max’Amann, Alfred Rosenberg dan Ulrich Graf mengambil posisi di aula besar tempat Kahrberpidato. Tak lama kemudian sekitar 25 anggota SA (Kemeja Coklat) dipimpin oleh ace, pahlawan perang udara Jerman dalam PD I, Hermann Goering memasuki aula. Hitler lalu naik ke atas meja, menembakkan pistol ke atas, dan berteriak bahwa “Revolusi Nasional telah dimulai. Pemerintah Bavaria dan Reich telah disingkirkan, dan Pemerintah Nasional sementara telah dibentuk !”
Publik tidak tahu bahwa yang diteriakkan Hitler itu hanyalah gertak sambal, bluff, belaka. Tiga tokoh pemerintahan Bavaria, Kahr, Jenderal Otto von Lossow dan Kol. Hans von Seisser dimasukkan ke sebuah ruangan, dan di situ Hitler mengharuskan mereka bergabung dengan pemerintahan baru yang akan dipimpin Jenderal Ludendorff. Hitler sengaj a mencatut nama Ludendorff, tetapi dengan keyakinan bahwa ienderal ini akan setuju dengannya.
Sementara itu di luar gedung timbul perselisihan antara barisan Kemeja Coklat dengan sekelompok militer Hitler keluar untuk menyelesaikan, diikuti oleh semua orang yang meninggalkan aula, termasuk ketiga sandera tadi.
Jenderal Lossow kembali ke markasnya dan mengumpulkan pasukannya, sementara Kahr mengecam keras usaha perebutan kekuasaan oleh Hitler dan partainya. Di pihak lain Ludendorff yang sudah tertarik kepada gerakan Hitler, menyarankan agar Hitler meneruskan usaha perebutan kekuasaan yang dikenal dengan sebutan Munich Beer Hall Putsch atau kudeta Munich. Hitler mengumpulkan sekitar 2000 pengikutnya, dan mengadakan pawai besar.
Ia berjalan di barisan depan bersama Ludendorff serta para tokoh Partai Nazi. Barisan dengan berbagai panji-panji kebesaran Nazi ini selain dikawal oleh pasukan Kemeja Coklat, juga oleh barisan eks-Freikorps yang setelah bergabung dengan Nazi kini memakai nama Bund Oberland, serta ratusan pengawal pribadi Hitler yang memakai topi baja dan bersenjata senapan serta granat. Para peserta lainnya mengenakan berbagai seragam masing-masing, seperti para pekerja, kadet dari sekolah infanteri dan lain-lain. Yang menyatukan mereka adalah lambang swastika yang diikatkan di lengan kiri.
Namun barisantersebut dihadangpolisi bersenjata, dan konfrontasi serta kekerasan tidak terhindarkan. Tembak menembak terjadi. Beberapa rekan dekat Hitler terjatuh terkena tembakan, dan pengawal pribadinya Ulrich Graf melindungi Hitler dengan tubuhnya. Ia terkena sejumlah peluru. Begitu pula ajudan Ludendorff yang berusaha melindungi pemimpinnya, tewas terkena
tembakan. Ketika tembak menembak berhenti, 18 orang terkapar mati di jalan termasuk beberapa polisi. Barisan Nazi yang di belakang mendengar desas-desus bahwa Ludendorff dan Hitler mati. Mereka pun panik dan bubar melarikan diri. Hitler sendiri yang terkilir bahunya, diungsikan ke tempat aman oleh seorang dokter muda anggota SA, Dr Walther Schultze, yang di kemudian hari akan memimpin organisasi guru pada Reich Ketiga. Goering yang juga terluka, dilarikan dengan mobil oleh istrinya, Karin, menyeberangi perbatasan ke Austria, sementara Roehm yang terkepung polisi terpaksa menyerah.
Usaha Putsch itu pun gagal. Para pemimpin Partai Nazi ditangkap. Sekalipun demikian orang seperti Hitler menganggap kegagalan itu tetap merupakan kemenangan karena telah menciptakan “martir-martir” yang diperlukannya untuk propaganda. Panji-panji partai yang dibubuhi darah korban, dijadikan ikon partai. Selain itu, peristiwa di gedung bir Munich itu telah melontarkan nama Hitler ke kancah politik tingkat nasional. Namun di pihak lain pemerintah bersikap keras. Partai Hitler, NSDAP dibubarkan dan pemerintah mengancam akan menghukum berat siapa pun yang mencoba melanjutkan kegiatan partai ini.
Menulis Mein Kampf di penjara
Hitler ditangkap dua hari setelah kudeta yang gagal, lalu ditahan di Penjara Landsberg. Ia dimasukkan ke sel no. 7 yang memungkinkan adanya penjaga di ruang khusus sebelah selnya. Pada bulan Februari 1924, sidang pengadilan mulai digelar untuk mengadili mereka yang terlibat dalam usaha Putsch yang gagal. Tuduhannya berat, karena mereka dianggap melakukan makar dan pengkhianatan. Perhatian semua orang di Jerman tertuju ke Munich.
FOLKLORE - Sekumpulan pria berseragam coklat berkumpul di sebuah warung kopi di Munich pada tahun 1920. Sambil meminum bir, mereka membicarakan rencana memerangi kelompok komunis yang mulai berkembang pesat di Jerman. Kejadian ini belakangan hari menjadi "cerita rakyat" di Partai Nazi.
Tetapi dari awal, tampaknya keuntungan akan berada di tangan para terdakwa karena adanya dukungan publik mengingat di antara yang diadili adalah pahlawan perang mereka seperti Ludendorff. Selain itu menteri kehakiman kala itu, Franz Gurtner secara terbuka menunjukkan simpatinya terhadap perjuangan Partai Nazi, sedangkan hakimnya, Georg Neithardt kebetulan adalah seorang yang sangat nasionalistik. Ia menganggap tokoh seperti Ludendorff adalah aset nasional yang harus dibela dan dijaga.
Dalam persidangan, Hitler yang piawai dalam berpidato, melakukan pembelaan din dengan cemerlang. Dengan pembelaannya itu, ia pun menang dalam berpropaganda baik untuk kepentingan partainya maupun untuk dirinya sendiri yang terancam hukuman berat. Akhirnya vonis pun dijatuhkan, dan ternyata hukumannya cukup ringan, tidak sebanding dengan tuduhan makar dan pengkhianatan. Ludendorff dibebaskan,. sedangkan Hitler dipenjarakan di Landsberg bersama-sama tokoh partai lainnya seperti Goering, Rudolf Hess, dan lain-lainnya. Hukuman untuk Hitler adalah lima tahun penjara, dengan catatan sesudah enam bulan ada kemungkinan memperoleh keringanan. Dalam kenyataannya, Hitler hanya menghuni Landsberg selama sembilan bulan saja, karena ia lalu dibebaskan.
Di dalam penjara itu, Adolf Hitler diperlakukan seolah-olah tamu istimewa. Ia mendapat kamar yang bagus, dengan pemandangan keluar yang menawan. Di situ ia banyak menerima tamu yang membawakan hadiah-hadiah baginya. Di ruang penjara ini pula dia menulis buku yang akan menjadi pegangan Partai Nazi, yaitu Mein Kampf atau Perjuanganku. Naskah buku ini dia buat dengan mendiktekannya kepada Hess yang di dalam penjara bertindak sebagai sekretarisnya. Semula naskah ini diberinya judul panjang Empat Setengah Tahun Perjuangan Melawan Kedustaan, Kebodohan, dan Kepengecutan. Dalam buku ini Hitler merangkaikan impian-impian politik yang dianutnya dengan teguh.
Oleh asistennya yang lain, Max Amann, naskah tersebut diubah judulnya menjadi Mein Kampf dan dicetak serta diterbitkan. Hasil penjualan buku itulah yang menjadi sumber pendapatan bagi Hitler mulai tahun 1925 Amann menyatakan buku ini laris manis, namun dari dokumen yang kemudian terungkap terlihat hasil penjualannya tidaklah besar. Tahun-tahun pertama, setiap tahunnya rata-rata hanya terjual sekitar 5-6 ribu eksemplar. Menjelang Hitler berkuasa awal 1930′an, penjualan meningkat mencapai puluhan ribu. Tetapi baru setelah Hitler menjadi kanselir maka Mein Kampf terjual sampai jutaan kopi. Hitler pun kaya raya dari hasil royalti bukunya, dan untuk pertama kalinya dia pun menjadi jutawan.
Dalam masa kekuasaan Nazi, kecuali Kitab Injil, maka tak ada buku lain yang terjual begitu banyak. Hampir setiap rumah tangga di Jerman seolah-olah wajib memiliki buku Hitler itu. Hadiah perkawinan dan kelulusan sekolah pun berupa Mein Kampf, yang telah dianggap sebagai kitab   suci kaum Nazi.
Superioritas ras
Menurut sejarawan William L. Shirer dalam bukunya yang terkenalThe Rise and Fall of the Third Reich, tatkala meninggalkan tanah kelahirannya Austria pada tahun 1913, Hitler muda yang berusia 24 tahun telah memiliki rasa nasionalisme Jerman yang membara dalam hatinya. Sekaligus ia pun amat membenci demokrasi, Marxisme dan Yahudi. Dia yakin bahwa Sang Pencipta telah memilih bangsa Arya, terutama Jerman, untuk menjadi ras penguasa di dunia ini.
Sambil mengacungkan tangan dan meneriakan Heil Hitler, Rohm meneruskan pemeriksaan pasukan SA. Pria di sampingnya adalah "kekasih" Rohm. la terbunuh pada insiden Night of the Long Knives.
Kemudian dalam refleksi dan impiannya yang dituangkan dalam Mein Kampf, Hitler memperluas pandangannya. Bukan hanya bagaimana membangun lagi Jerman dari kekalahan, namun bagaimana membuat suatu negara/Reich Jerman baru berdasarkan ras yang juga meliputi seluruh bangsa Jerman yang berada di luar perbatasan Jerman atau Reich.
Kepemimpinan negara ini harus diJalankan oleh seorang Pemimpin, Fuehrer, yang tak lain adalah dirinya sendiri. Fuehrerprinzip ini adalah sistem kediktatoran karena Hitler menganggap demokrasi hanyalah omong kosong belaka. “Tidak boleh ada keputusan mayoritas. Keputusan hanya oleh orang-orang yang bertanggung jawab…Setiap orang dalam hidupnya tentu punya penasihat di sisinya, namunkeputusan akan dibuat hanya oleh satu orang. Hanya dia sendirilah yang memiliki wewenang dan hak untuk memerintahkan…” demikian Adolf Hitler menggambarkan kekuasaan kediktatoran yang dicitakannya dalam Mein Kampf.
Hitler telah menggambarkan betapa Jerman nantinya harus menjadi “tuan di bumi ini”, lord of the earth. Untuk itu suatu konsep hidup atau menurut istilah favorit Hitler Weltanschauung, juga dimasukkan dalam Mein Kampf. Anehnya, jutaan orang Jerman secara fanatik mempercayai konsep Hitler itu dengan segala konsekuensinya. Mereka percaya bahwa Reich Ketiga harus dibangun berdasarkan konsep keunggulan ras kearyaan yang mereka miliki.
Weltanschauung Hitler oleh banyak sejarawan dilihat sebagai Darwinisme dalam bentuknya yang kasar. Namun hal ini sebetulnya juga berakar dalam sejarah serta pemikiran para filsuf serta negarawan Jerman, bahwa kehidupan itu merupakan perjuangan tanpa henti dan dunia ini merupakan hutan di mana yang terulet akan selamat dan yang terkuat akan menguasai.
Dalam bukunya itu Hitler memang lebih mementingkan soal kekuasaan politik, sedangkan bidang ekonomi menurutnya bukanlah urusan negara dan harus dapat mengatur dirinya sendiri. Negara adalah organisme rasial dan bukanlah organisasi keekonomian. Ia yakin ekonomi barulah jalan apabila dituntun dengan pedang dan kekuatan.
Buku Mein Kampf karya Hitler ketika di penjara dan kemudian menjadi kitab suci kaum Naz
Mengenai hubungan keluar, maka sejak awal Hitler telah menunjuk Prancis sebagai penghalang pertama yang harus disingkirkan lewat suaru perjuangan yang menentukan. Ia menyebut Prancis sebagai musuh bebuyutan, mortal enemy, dari bangsa Jerman. Jika Prancis telah dihancurkan, maka barulah bangsa Jerman dapat melakukan ekspansi ke mana pun. Dalam kaitan ini, Hitler terus terang dalam Mein Kampf telah menggariskan bahwa Jerman hams berekspansi ke Timur dengan mengorbankan Rusia.
Ia memandang bangsa Rusia dan bangsa-bangsa Slavia lainnya sebagai bangsa dari ras yang rendah kelasnya. Lebensraum atau ruang hidup benar-benar menjadi obsesinya sampai saat terakhirnya. Ia menyalahkan Jerman masa lalu yang berekspansi jauh ke koloni-koloni di Afrika atau Pasifik. Hitler menegaskan politik teritorial haruslah di Eropa sendiri, dan sekalipun semuanya telah terisi banyak negara, namun akhirnya yang berhak menguasai hanyalah bangsa yang memiliki kekuatan untuk memaksakan kekuasaannya.
Hitler bermimpi bahwa hanya dengan kecukupan ruang untuk hidup, maka terjaminlah suatu bangsa untuk bebas bereksistensi. Untuk itu Partai Nazi harus punya keberanian memimpin bangsa Jerman untuk terus maju sepanjang jalan, yang akan membawa mereka dari ruang hidupnya yang terbatas sekarang ke tanah yang baru, yang akan menjadi sumber pangan maupun basis kekuatan politik. Tanah baru itu ditakdirkan menjadi milik Jerman, demikian Hitler.
“Jika kita bicara soal tanah di Eropa sekarang, maka dalam pikiran kita terutama hanyalah Rusia dan negaranegara vasalnya di perbatasannya,” demikian Hitler dalam bukunya. Dan berdasarkan impiannya itulah maka Jerman Nazi dengan gampangnya mela kukan Anschluss atau pencaplokan serta agresi ke negara-negara lain di sekitarnya.
Partai Nazi hidup lagi
Selama Hitler dan teman-temannya pimpinan Nazi dijebloskan dalam penjara dan partainya, NSDAP, dibubarkan pemerintah, maka tercerai berailah para anggotanya. Tetapi seorang Nazi dan pengikut Hitler yang fanatik, Julius Streicher, diam-diam tetap berusaha memelihara mereka yang masih dapat disatukan. Agar terhindar dari ancaman hukum, dia mendirikan partai baru, bayangan dari NSDAP, yakni VolkischerFreiheits-Bewegung (VFB) dan menerbitkan koran Der Sturmer yang terus melakukan kampanye anti-Yahudi. Pembenci Yahudi ini bahkan “menemukan” bahwa Yesus bukanlah orang Yahudi. Streicher yang juga menjadi guru, selalu memaksa para muridnya menghormatinya dengan salam : “Heil Hitler !” Salam ini pula yang merupakan teriakan terakhirnya sebelum digantung di penjara Nurenberg sesudah PD II selesai.
Keadaan cerai berainya Nazi tidak berlangsung lama, karena lima hari menjelang Natal 1924 Hitler dibebaskan dari penjara. Ia mendapati partainya telah tiada dan dia sendiri terancam akan dideportasi ke Austria. Sementara itu kondisi Jerman yang tadinya berantakan hampir bangkrut, kini mulai membaik setelah Dr Hjalmar Schacht berhasil menghentikan inflasi dan membuat ekonomi negerinya normal kembali. Modal dari luar negeri, terutama dari Amerika mulai masuk. Prancis juga mulai meninggalkan wilayah industri di Ruhr yang didudukinya.
Untuk pertama kalinya semenjak akhir perang, rakyat Jerman mulai merasakan kehidupan yang normal. Banyak orang di Jerman maupun negara lain melihat Naziisme sudah sekarat, tidak lagi dibutuhkan oleh suatu negara yang sedang • bergerak ke arah positif. Namun Adolf Hitler tidaklah terpengaruh. Ia memang orang yang keras kepala dan tidak mudah patah.
Hitler menunggu kesempatannya I dengan sabar di apartemen dua kamarnya di Munich. Ia yakin bahwa keadaan yang berangsur pulih itu tidak akan berlangsung lama, karena kestabilan ekonomi Jerman waktu itu dilihatnya terlalu bergantung pada luar, terutama modal dari Amerika. Pada Januari 1925, pembubaran Partai Nazi dicabut resmi, dan bulan berikutnya 27 Februari Adolf Hitler sudah tampil lagi berpidato di depan partainya. Dengan hidupnya kembali NSDAP, maka VFB bentukan Streicher dapat dibubarkan. Agenda Hitler yang baru jelas, yakni selain menguasai lagi sepenuhnya Partai Nazi, dia juga akan mengubah strategi perjuangannya. Dari cara keras termasuk merebut kekuasaan dengan kekerasan, digantinya dengan perjuangan secara konstitusional.
Kepada pengikutnya ia meminta mereka berjuang agar dapat masuk ke Reichstag atau parlemen lewat pemilu, terutama untuk melawan wakil-wakil dari Partai Katolik dan kaum Marxis. “Setiap proses perjuangan berdasar hukum tentu lambat jalannya….tetapi cepat atau lambat kita akan mencapai mayoritas….,dan sesudah itu Jerman akan di tangan kita,” kata Hitler kepada seorang temannya ketika masih di penjara April 1925 ia memerintahkan sopirnya, Julius Schreck dan para anggota pengawal pribadi Stosstruppe Adolf Hitler unuk membentuk pasukan pengawal baru yang dinamakan Schutzstaff el atau terkenal dengan singkatannya SS.
Pada awalnya SS ini hanya terdiri dari delapan anggota,  kebanyakan pernah menjadi anggota Stosstruppe AH. Tetapi Schreck merancang untuk membentuk SS sampai meliputi semua wilayah di Jerman. Programnya berhasil, dan pasukan SS yang setiap anggotanyabersumpah loyal kepada Adolf Hitler terbentuk secara nasional pada tahun 1926. Tahun itu mantan komandan Stosstruppe AH, Josef Berchtold kembali dari pengasingan di Austria dan memimpin SS. Hitler juga mengumumkan. bahwa SS menjadi organisasi elitnya dan diberi panji-panji terhormat Nazi, Deutschland Erwache.
Hitler terus melakukan konsolidasi partai dan merekrut pengikut seperti Gregor Strasser, Himmler, Josef Goebbels dan lain-lainnya. Sementara itu barisan Kemeja Coklat (SA, Sturmabteilung) yang kini dipimpin Franz Pfeffer von Solomon juga berkembang lagi, sehingga pada tahun 1930 anggotanya berjumlah 60.000 orang. Pendiri SA, Ernst Roehm menginginkan para anggotanya nantinya dapat terserap masuk tentara reguler Jerman. Semakin merasa kuat, maka elemen politik di dalam SA pun mulai berani menuntut suara dalam partai induknya, NSPAD, bahkan ikut mengajukan kandidat untuk pemilihan Reichstag atau DPR.
Hitler pun mulai waswas terhadap sikap SA yang rupanya dapat dukungan diamdiam dari pimpinannya. Sementara itu SS tetap loyal sepenuhnya kepada Hitler.
Meraih kekuasaan
Dalam usaha mempopulerkan gerakan Nazi, Hitler menunjuk Dr Goebbels sebagai kepala propaganda partai, dan agitasipolitik pun dia lancarkan. Slogan seperti “Jerman Bangkit”, “Yahudi, Kesialan Kita”, “Senjata Gantikan Mentega”, “Darah dan Tanah”, “Rakyat Tanpa Ruang Hidup” dan sebagainya disebarluhskan. Namun dalam pemilu 1928, Partai Nazi belum berhasil mencapai apa yang diinginkan. Mereka hanya memperoleh 12 dari 491 kursi yang diperebutkan. Setahun kemudian kondisi mulai berbalik setelah kalangan industri besar mulai menyokong Partai Nazi yang programnya dianggap menguntungkan mereka. Bahkan tokoh seperti Hjalmar Schacht, Presiden Reichsbank yang menolak pembayaran ganti rugi perang, juga bersimpati terhadap program Partai Nazi.
Sementara itu di kalangan SA timbul keributan internal, dan Hitler pun memanggil pulang Roehm yang sejak beberapa waktu berada di Bolivia menjadi penasihat kemiliteran negara tersebut. Ia diminta memimpin SA lagi. Tahun 1930 dalam pemilu parlemen, Partai Nazi berhasil menjadi partai terbesar kedua dengan meraih 107 kursi, sedangkan Sosial Demokrat masih unggul dengan 143 kursi. Melihat hasil yang menggembirakan itu, Adolf Hitler semakin yakin waktunya untuk berkuasa kian dekat. Ia terus melakukan konsolidasi partai dan berkampanye ke seluruh pelosok Jerman, terutama untuk menghadapi pemilu 1932. Kepopulerannya juga kian meningkat di kalangan rakyat Jerman.
Buku Mein Kampf semakin banyak dibeli orang, yang membuat Hitler semakin mampu membiayai kegiatan politiknya, sementara kondisi ekonomi Jerman mengalami masa krisis dengan masalah deflasi serta pengangguran. Akibatnya program-program yang dipropagandakan Hitler, Goebels, dan para tokoh Nazi lainnya semakin mem peroleh simpati rakyat Jerman.
Di lingkungan Nazi sendiri, persaingan antara SA dengan SS semakin terasa. Himmler yang memimpin SS berhasil semakin menjauhkan SS dari SA, sedangkan pihak tentara resmi yang melihat SA sebagai pesaingnya, cenderung lebih dekat dengan SS. Dibanding partai politik lainnya, maka jelas disiplin di kalangan Nazi jauh lebih kuat, apalagi mereka merupakan partai yang anggotanya paling beratribut kemiliteran, bails seragam, sikap, maupun kekerasannya. Lawan politik Nazi, seperti Kanselir Heinrich Bruening misalnya pada pertengahan 1932 mencoba membubarkan SA dan SS, dengan dalih larangan bagi partai politik memakai seragam seperti tentara.
Larangan itu terlambat, karena segera setelah itu berlangsunglah pemilihan Reichstag, yaitu pada Juli 1932. Hasilnya menunjukkan sukses luar biasa bagi Partai Nazi, karena tidak kurang dari 13.732.779 suara memilih NSDAP. Partai ini merebut 230 kursi parlemen dan Hitler sebagai pimpinan partai langsung menuntut kedudukan sebagai kanselir atau perdana menteri.
Ia juga meminta disahkannya UU yang memungkinkannya memerintah Jerman dengan dekrit. Tetapi kedua tuntutan Hitler itu ditolak oleh Presiden Hindenburg. Tetapi pada pemilu susulan akhir 1932, jumlah suara yang mendukung Nazi merosot dua juta suara, sehingga kursinya tinggal 196, sementara pihak komunis berhasil menduduki 100 kursi.
Kondisi politik Jerman semakin tegang. Di lapangan sering terjadi bentrokan yang makan korban jiwa. Milisi kaum sosialis dan komunis berhadapan dengan SA dan SS. Hitler menilai kondisi seperti ini justru menguntungkan, karena merupakan bukti betapa negara akan tergelincir dalam keanarkian, sehingga memerrlukan pimpinan negara yang kuat.
Akhir 1932, Jenderal Kurt von Schleicher menjadi kanselir tatkala depresi ekonomi sedang mencapai puncaknya. Schleicher yang sebelumnya adalah menteri pertahanan di bawah Kanselir Franz von Papen, diketahui melakukan intrik untuk menggulingkan von Papen. Tentu saja von Papen ingin membalas, dan is pun mendekati Hitler. Mereka bertemu di Cologne dan mencapai konsensus untuk saling membantu menjatuhkan Schleicher, yang sebelumnya telah berusaha memecah belah Nazi dengan mengajak deputi Hitler, Gregor Strasser, untuk bergabung dalam kabinet Schleicher.
Benar saja, Schleicher hanya bertahan 57 hari sebagai kanselir karena dalam upayanya merebut hati buruh, dia mengorbankan kepentingan kaum industrialis dan para pemilik tanah pertanian. Schleicher minta Hindenburg untuk membubarkan Reichstag, namun ditolak. Maka dia pun menyerah, dan 28 Januari 1933 dia menghadap Hindenburg lagi, menyampaikan pengunduran dirinya. Kini tinggal dua tokoh, von Papen atau Hitler yang akan diminta Hindenburg menyusun pemerintahan baru. Berbagai intrik politik muncul. Hindenburg sendiri pernah mengatakan dia tidak berniat menunjuk “kopral Austria itu” (Hitler) untuk menjadi kanselir.
Namun kenyataan sejarah menunjukkan, esok harinya 29 Januari Hitler dipanggil ke istana presiden dan dilantik sebagai kanselir Jerman yang baru. Rupanya Presiden Hindenburg berubah pikiran setelah mendapat desakan dari Franz von Papen, yang mengharapkan menjadi wakil kanselir apabila Hitler menjadi kanselir. Selain itu, putra Hindenburg, Oskar, iuga dipercaya terlibat dalam mempengaruhi ayahnya. Karena seminggu sebelumnya dia bertemu diam-diam dengan Hitler. Tahun 1934, Oskar yang dalam ketentaraan berpangkat kolonel, tiba-tiba melompat menjadi mayor jenderal. Presiden Hindenburg sendiri meninggal dunia karena sakit tua pada 2 Agustus 1934, sehingga Hitler benar-benar menjadi penguasa tunggal Jerman.
Jerman dinazikan
Begitu Hitler menjadi kanselir, maka tanpa membuang waktu dia pun mulai mewujudkan program impiannya, menazikan seluruh Jerman ! Langkah pertamanya adalah membersihkan musuh politiknya, balk kaum komunis maupun kelompok lain yang menuntut pemerintahan yang demokratis, seperti Partai Tengah yang katolik. Banyak pejabat yang diganti oleh orang-orang Nazi, terutama dari kalangan SA dan SS. Pembersihan itu  dilakukan secara kejam dan cepat, terutama setelah gedung Reichstag ludes terbakar pada 27 Februari 1933. Siapa yang membakar tidak jelas, namun kambing hitam mudah dicari. Seorang muda Belanda, Van der Lubbe dikambinghitamkan dan dihukum pancung, sementara pemburuan terhadap kaum kiri ditingkatkan.
SWASTIKA - Joseph Goebbels terlihat berdiri sambil mengumumkan Anschluss kepada para pemimpin Nazi dalam bulan Maret 1938. Yang paling menonjol di ruang rapat ini adlaha, dimana-mana terpajang lambang kebesaran Nazi yaitu Swastika. Dalam waktu singkat, Swastika menyebar di sejumlah negara di Eropa yang berhasil diduduki Hitler.
Politik teror yang dijalankan pemerintahan Nazi itu didukung oleh berbagai undang-undang yang sengaja dibuat Nazi untuk kepentingannya sendiri. Mulai 23 maret 1933, Hitler benar-benar telah menjadi diktator dari Reich Ketiga dengan disahkannya UU yang isinya antara lain memberi kewenangan kepada kanselir menyusun UU atau peraturan yang tidak hams sejalan dengan konstitusi. Persetujuan parlemen pun tidak diperlukan.
Mesin pemerintahan Nazi ditambah propagandanya yang dipimpin Goebbels terns menazikan Jerman. Tentara reguler Jerman pun tidak berdaya dan sesudahmeninggalnya Hindenburg, mereka harus menyatakan sumpah setia kepada Hitler pribadi. Hal itu dimungkinkan antara lain karena Hitler berhasil mengambil hati militer dengan rencananya untuk membangun kembali kekuatan militer Jerman dengan melanggar Perjanjian Versailles 1919. Perjanjianini telah membelenggu Jerman dan dianggap membuatnya sebagai “paria” di Eropa.
Di bawah Hitler, untuk pertama kalinya pula dalam Reich Ketiga ini Jerman benarbenar disatukan. Karakter federasinya dihapuskan, sesuatu yang dalam Reich Kedua pimpinan Otto von Bismarck pun tetap dip ertahankan. Sekarang semua kekuasaan terpusat di tangan satu orang diktator. Partai-partai politik yang tak setuju dengan Nazi seperti Partai Tengah, Sosial Demokrat dan lain-lainnya dibubarkan atau membubarkan diri. Sedang yang jelas ideologinya berlawanan, ditindas habis-habisan. Untuk itu dibentuklah polisi rahasia Geheime Staats Polizei (Gestapo) yang dengan bengis dan sadis membersihkan siapa pun yang dianggap tidak bersahabat dengan Nazi.
Sementara itu konflik lama antara Hitler denganbos SA, Ernst Roehm muncul lagi tahun 1934. Roehm yang meyakini bahwa revolusi Nazi harus berlanjut, menyarankan agar pasukan SA, Kemeja Coklat, yang dia bentuk dapat dijadikan tentara Nazi yang resmi, menggantikan angkatan bersenjata reguler yang resmi. Hitler yang sudah di puncak kekuasaan tidak setuju. Ia tidak mau bermusuhan dengan angkatan bersenjata atau elit konservatif yang telah mendukungnya ke kekuasaan. Ketidaksepahaman ini kemudian dikipasi oleh tokoh Nazi lain yang tidak menyukai Roehm, terutama Goering, Himmler, dan Goebbels. Hitler sendiri ragu, karena bagaimana pun Roehm adalah sobat lamanya. Desas desus pun lalu ditiuptiupkan, seolah-olah SA akan melancarkan kudeta.
Pada 30 Juni 1934 Hitler yang dipusingkan oleh sikap SA yang sepertinya kurang loyal, akhirnya memerintahkan pembersihan. Goebbels mengirim kode rahasia Colibri ke Berlin, sebagai tanda dimulainya aksi pembersihan. Para pimpinan SA yang tidak mengira dengan mudah ditangkapi dan dibawa ke sekolah kadet militer di Licherfelde, lalu semuanya ditembak mati. Jumlahnya mencapai ratusan orang, termasuk eks-kanselir von Schleicher yang juga dibunuh.
Peristiwa tersebut dikenal sebagai “Malam Pisau Panjang”, Night of the Long Knives. Roehm sendiri ditembak mati pada 2 Juli setelah menolak perintah untuk bunuh difi.
Menuju Perang
Dengan pembersihan terhadap SA, maka pihak militer pun senang karena pesaing mereka telah dipatahkan. Hitler pun juga makin aktif menggalangkekuatan, ke dalam maupun ke luar negeri. Ia menyelenggarakan Olimpiade Musim Panas di Berlin tahun 1936 sebagai bagian propagandanya mengenai Reich Ketiga. Tahun itu dunia juga melihat Nazi dengan terang-terangan mengirim tentaranya, Wehrmacht, memasuki wilayah Rhineland yang sejak akhir PD I dinyatakan sebagai daerah bebas’militer.
Hitler berpesan kepada pasukannya, jika Perancis melakukan reaksi maka pasukan Jerman undur diri dulu. Namun ternyata Perancis impoten, diam saja. Tahun itu AU Jerman, Luftwaffe juga menampilkan pesawat-pesawat ternpurnya terbaru kepada publik untuk pertama kalinya, sementara dok-dok kapal sibuk membangun kapal-kapal tempur besar untuk Kriegsmarine, AL Jerman. Industri berat Jerman sibuk memproduksi tank, pesawat terbang, dan persenjataan lainnya yang semuanya melanggar Versailles.
Tahun 1936 Hitler juga membantu Jenderal Fransisco Franco yang beraliran fasis dalam Perang Saudara di Spanyol, sekaligus sebagai ajang uji coba senjatasenjata baru Jerman. Sementara itu hubungan khusus dengan rezim fasis Italia pimpinan Mussolini juga digalang melalui As Berlin-Roma. Untuk mendapatkan kesetiaan penuh angkatan bersenjata Jerman, maka tahun 1938 Adolf Hitler mengganti dua pimpinan militer, yaitu Marsekal Werner von Blomberg dan Jenderal Werner von Fritsch, karena mereka tidak menyetujui petualangan militer Nazi, seperti masuknya Jerman ke Rhineland dan Sudetenland. Orang pun memandang Hitler sebagai pemimpin jenius yang tidak pernah salah, sebaliknya para pimpinan militer adalah orang penakut yang tidak mampu membangkitkan kebanggaan sebagai bangsa Jerman.
Bulan Maret, Jerman melakukan “penyatuan” atau Anschluss terhadap Austria yang tidak kuat menahan tekanan Jerman. Selanjutnya Hitler makin bernafsu dan melirik Cekoslovakia sebagai korban berikut, sementara Inggris-Perancis demi memelihara perdamaian telah mengorbankan Cekoslovakia. Negeri ini dimasuki pasukan Nazi pada Maret 1939 bersamaan dengan pendudukan terhadap Bohemia dan Moravia. Sementara itu penindasan terhadap bangsa Yahudi semakin meningkat di Jerman dan wilayah yang sudah didudukinya.
Bulan Agustus 1939 dunia dikejutkan oleh tercapainya perjanjian non-agresi antara Jerman dengan Soviet Russia, karena ini berarti nasib Polandia benar-benar di ujung tanduk. Hanya satu minggu sesudah perjanjian itu, maka pada 1 September Jerman Nazi pun melancarkan agresinya terhadap Polandia. Kali ini Inggris dan Perancis tidak lagi tinggal diam. Pada 3 September ketika Russia juga menyerbu Polandia dari timur, maka Inggris-Prancis pun memaklumkan perang terhadap Jerman Nazi. Perang Dunia II pun pecah !!

0 comments:

Posting Komentar