Minggu, 22 April 2012

Misteri menghilangnya pesawat AdamAir KI 574

Misteri menghilangnya pesawat AdamAir KI 574 perlahan mulai tersingkap. Perlahan pula pencarian hari ke-8 memperlihatkan titik terang. Pada Senin 8 Januari, KRI Fatahillah yang dilengkapi sonar mendeteksi benda logam di perairan Mamuju, Sulbar, di kedalaman 1.500 meter. Sayangnya, kapal tidak bisa memastikan benda apa itu. “Itu temuan awal KRI Fatahillah,” kata Danlantamal VI Laksamana Pertama Gatot Sudijanto saat dikontak wartawan di Makassar. Karena itu Gatot berharap kapal milik AS yang segera tiba di Makassar, USNS Mary Sears T-AGS 65 dan bisa memastikan detail benda tersebut. Titik terang lain diungkap seorang nelayan Baharuddin yang pada pukul 14.00 Wita, Senin (1/1/2007) sedang berada di tengah laut. Saat itu, saksi mata ini berada di koordinat 02.32.02 LS – 118.54.45 BT, atau di tengah-tengah antara Kaluku dan Mamuju. Saksi melihat pesawat itu berwarna putih kebiru-biruan, seperti biru laut. Tepat di atas posisi saksi mata, pesawat itu berbelok ke kiri menuju arah Mamuju. Sekitar 3nm (nautical miles) – atau sekitar 5,4 km – sebelum Pulau Mamuju, pesawat berbelok lagi ke arah barat dengan ketinggian yang terus menurun. Setelah itu, saksi mengaku tidak melihat pesawat itu lagi. Sebab, cuaca saat itu sangat buruk dan berkabut. Angin kencang berhembus dari arah barat laut. 2-3 Menit kemudian, saksi mendengar gemuruh yang keras disusul bunyi ledakan. Dan Lantamal VI/Makassar Marsekal Pertama Gatot Sudijanto memastikan keterangan saksi mata dengan pendeteksian logam oleh KRI Fatahillah saling mendukung. “Logam itu memang ditemukan di sekitar lokasi yang sebelumnya disampaikan saksi,” kata Gatot saat dihubungi detikcom. Menurut Gatot, sebenarnya banyak nelayan yang memberikan kesaksian kepada Lantamal. Tapi, kesaksian-kesaksian itu tidak langsung dipercaya. “Kita harus cek dulu. Dan keterangan nelayan Baharuddin itu termasuk yang kita tindak lanjuti,” tandas Gatot.

0 comments:

Posting Komentar