Alat
Penghemat Listrik...
Benarkah
Menghemat?
Bila berjalan-jalan ke
toko elektronik, seringkali kita ditawari alat penghemat
listrik. Mulai yang berharga ratusan ribu hingga jutaan
rupiah. Namun benarkah alat itu mampu menghemat listrik?
Umumnya, penjual memberi
iming-iming bila alatnya bisa menghemat listrik 10 hingga 40
persen. Bahkan juga diberi jaminan barang akan diganti baru
bila tidak terjadi perubahan tagihan listrik dalam 1 tahun.
Tak ayal, ini menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat
terus berusaha menekan pengeluaran.
Di Indonesia, alat ini mulai
dipasarkan sejak 2003. Berbagai merek didatangkan dari luar
negeri, baik dari Jerman, Italia maupun negara Eropa
lainnya. Meski ada juga buatan lokal yang mengadopsi
teknologi luar.
Biasanya, alat hemat energi
buatan luar negeri dipatok lebih mahal dibanding buatan
lokal. Alat hemat listrik buatan Jerman misalnya dipasarkan
dengan harga antara Rp 1,25 juta sampai Rp 1,5 juta,
bergantung kapasitas daya yang digunakan. Sedang alat hemat
energi buatan lokal berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu.
Kompensator Daya
Sebetulnya, cara kerja alat itu terbilang
sederhana. Menurut teori, untuk mengurangi pemakaian energi
listrik diperlukan sebuah kompensator daya. Kompensator ini
bekerja sebagai pengatur tegangan yang akan mengurangi catu
tegangan ke beban, yang berarti mengurangi catu daya ke
beban. Nah, dengan mengurangi catu daya secara otomatis
energi yang terpakai pun akan berkurang dibanding keadaan
normal.
Ada dua jenis kompensator daya
yang banyak beredar di pasaran, yakni kompensator yang
dipasang secara paralel dengan beban dan kompensator yang
dipasang seri dengan beban. Dari dua jenis kompensator daya
ini, yang banyak beredar di pasaran adalah kompensator daya
yang dipasang paralel. Jika dirata-rata, perbandingan antara
jumlah kompensator daya yang dipasang paralel dengan seri
kira-kira 9:1.
Kompensator yang dipasang secara
paralel terhadap beban sebenarnya merupakan kompensator daya
aktif reaktif. Asas kerja kompensator ini memanfaatkan jenis
arus yang dialirkan PLN ke pelanggan, yakni arus bolak-balik
yang memiliki dua komponen daya: aktif dan reaktif. Daya
aktif adalah daya sebenarnya yang dibutuhkan beban.
Sebaliknya, daya reaktif adalah daya yang dapat terjadi
karena induktansi maupun kapasitansi. Induktansi disebabkan
komponen yang berbentuk kumparan seperti motor listrik
maupun transfomator step down pada adaptor. Sedangkan
kapasitansi diakibatkan oleh komponen kapasitor. Resultan
atau jumlah dari keduanya kemudian membentuk daya nyata.
Dalam kenyataannya, daya yang
dipasok oleh PLN adalah daya nyata. Oleh sebab itu untuk
meminimalisasi daya yang dipasok oleh PLN maka sebisa
mungkin daya reaktif diminimalisasi. Jika beban bersifat
induktif maka diberi kapasitor dan jika beban bersifat
kapasitif maka beban diberi induktor.
Karena umumnya peralatan yang
digunakan dalam lingkungan perumahan bersifat induktif, maka
kompensator daya untuk mengeliminasi daya reaktif tak lain
berupa kapasitor. Biasanya, alat ini dipasang secara paralel
pada jaringan listrik, tepatnya setelah kotak MCB (Mini
Circuit Breaker) atau sekering yang telah terpasang
sebelumnya.
Sementara itu, kompensator daya
yang dipasang seri dengan pemanfaat listrik merupakan sebuah
alat penurun kinerja beban dengan cara menurunkan catu daya
melalui penurunan tegangan catu. Hasil keluaran dari
pemasangan alat kompensator daya jenis seri ini adalah
diperoleh penurunan pemakaian daya nyata (watt), tetapi
tegangan catu ke pemanfaat listrik juga dibuat turun.
Sepintas terlihat sebagai penghematan pemakaian energi
listrik, tetapi sesungguhnya kinerja pemanfaat listrik
menurun dan dapat berakibat mengurangi umur pemanfaatan
listrik.
Untung Rugi Peralatan
Berdasar penelitian alat penghemat energi yang
dilakukan Pranyoto, dari bagian Litbang PLN, penggunaan alat
penghemat energi, baik berupa kompensator yang dipasang seri
atau paralel ternyata tidak memberi kontribusi seperti yang
dijanjikan produsen. Alih-alih menurunkan penggunaan daya,
yang terjadi pada penggunaan alat semacam itu adalah
mengurangi efisiensi peralatan dan umur pemanfaatan listrik.
Ini disebabkan meski diperoleh penurunan pemanfaatan daya
nyata antara 15 persen hingga 20 persen, tetapi pemanfaatan
listrik juga dibuat menurun hingga 20 persen. Misal, AC dan
kulkas menjadi kurang dingin dan lampu menjadi redup.
Selain itu, pada kondisi
tertentu yang mempertimbangkan adanya hambatan dalam kabel,
penghematan yang terjadi dalam rumah sangat kecil.
Penghematan hanya akan didapat ketika terjadi kondisi
ekstrim dimana daya nyata dua kali lipat daya aktifnya.
Namun jika dalam kondisi ideal alat ini justru akan menambah
tagihan listrik meskipun besarnya tidak seberapa.
Namun demikian alat ini juga
berguna mengoptimalisasi daya listrik agar daya yang
digunakan dapat digunakan sesuai daya yang diperbolehkan
oleh PLN. Misal, pada perumahan, kWh meter akan menghitung
daya aktif, tetapi MCB bekerja berdasarkan arus yang
mengalir pada resultan daya nyata.
Dengan menggunakan alat ini,
maka resiko adanya pemutusan arus (ngejepret) oleh MCB dapat
berkurang, dengan catatan bahwa rumah tersebut banyak
menggunakan peralatan yang bersifat induktif. Jadi jika
sebuah rumah berdaya 900 watt, terkadang dengan peralatan
yang berdaya 600 watt atau 700 watt ternyata listriknya
ngejepret. Nah, dengan pemasangan alat penghemat energi maka
penggunaan daya akan dapat dioptimalkan mendekati 900 watt.
Jurus Menggaet Konsumen
Seringkali seorang calon pembeli tertarik
iming-iming penurunan tagihan listrik yang diungkapkan
penjual. Biasanya konsumen akan diberi demonstrasi yang
meyakinkan.
Ada tiga modus yang sering
digunakan :
Pertama, dengan menggunakan
amperemeter. Ketika kompensator dipasang, amperemeter akan
menunjukkan angka lebih rendah dibanding kondisi normal.
Konsumen yang biasanya awam dengan masalah kelistrikan
seringkali terkecoh. Tentu saja keadaan sebenarnya tidak
demikian. Amperemeter mengukur arus pada komponen daya nyata
dan bukan pada komponen daya aktif. Walaupun besaran yang
ditunjukkan amperemeter akan berubah tergantung apakah alat
penghemat dipasang atau tidak, besaran arus pada komponen
daya aktif sebenarnya tidak akan berubah.
Kedua, dengan menggunakan
wattmeter. ’Jurus’ ini memang lebih cerdik dari yang
pertama, karena PLN memang mengukur berdasarkan Watt. Tetapi
yang tidak disadari konsumen adalah ada hambatan berukuran
besar atau gulungan kabel yang sangat panjang di belakang
alat demonstrasi ini yang menghubungkan beban dengan sumber
listrik, terkadang bahkan sampai 100 meter. Jelas, ini
sangat kontras dengan keadaan instalasi di rumah yang
rata-rata hanya mencapai 10 meter.
Ketiga, masih menggunakan
wattmeter, tetapi tanpa memperlihatkan besaran tegangan.
Alat ini dengan meyakinkan dapat memperlihatkan bahwa
penggunaan daya akan dihemat. Tetapi konsumen tidak
menyadari bahwa sebenarnya tegangan listrik sudah jauh di
bawah 220V, diturunkan dari keadaan normal.
Sebenarnya ada cara mudah
menekan tagihan rekening listrik yang tidak memerlukan
peralatan tambahan semacam ”alat hemat listrik”. Salah
satunya mengkonsumsi listrik seperlunya atau mematikan
peralatan saat tidak digunakan. Misal ketika keluar kamar,
lampu dimatikan. Jangan lupa pakai lampu hemat energi. Meski
agak sedikit mahal tapi konsumsi dayanya jauh lebih kecil
dibanding lampu biasa dan umur penggunaannya lebih lama.
So, mudah kan? Tanpa perlu
membeli alat hemat listrik yang berharga jutaan, Anda juga
dapat menghemat listrik dengan mudah dan nyaman.
Sumber : plnjateng.co.id
Alat
Penghemat Listrik?... Bohong!
Kepada teman-teman yang awam
listrik perlu saya ingatkan terlebih dahulu hukum alam ini,
dan bagi yang merasa pinter listrik mari kita kembali
pura-pura awam agar enak membacanya, bahwa:
Arus DC
Arus DC atau singkatan dari
Direct Current atau arus searah, adalah arus yang pada
umumnya dihasilkan oleh Batteray, Solar Cell, Generator DC,
Adaptor, dan sebenarnya masih banyak penghasil arus DC yang
lain atau tidak umum, tetapi jarang dijumpai dalam kehidupan
keseharian dan tidak ada korelasinya dengan pembahasan ini.
Untuk arus DC ini berlaku bahwa:
P = V * I (Watt)
P = Daya (dalam Watt)
V = Tegangan (dalam Volt)
I = Arus (dalam Ampere)
Jadi misalnya, sebuah aki mobil
bertegangan 12 Volt, jika dihubungkan dengan lampu pijar dan
diukur arusnya dengan menggunakan Amperemeter adalah 10
Ampere, maka daya yang diubah menjadi cahaya (dan panas)
pada lampu pijar tersebut adalah = 12volt * 10Ampere =
120Watt. Mudah bukan?
Tapi ingat rumus diatas hanya
berlaku untuk arus searah = DC!
Arus AC
Arus AC atau singkatan
alternating current atau arus bolak-balik, adalah arus yang
pada umumnya dihasilkan oleh PLN, dan sebenarnya masih
banyak sumber yang lain tetapi itu di luar pembahasan ini.
Untuk arus AC ini berlaku bahwa:
Psemu = V * I (VA)
Pnyata = V * I * cos Φ (Watt)
Pbuta = V * I * sin Φ (VAR)
Psemu = Daya semu (dalam satuan
Volt Ampere = VA)
Pnyata = Daya nyata (dalam satuan Watt)
Pbuta = Daya buta (dalam satuan VAR)
V = Tegangan (dalam Volt)
I = Arus (dalam Ampere)
Cos Φ = Faktor daya
Kok ada faktor daya (cos Φ) segala, nah kebingungan inilah
yang dimanfaatkan oleh para penjual ”penghemat listrik” ini,
sehingga anda tertipu, waktu di demo pada alat peraga, di
depan mata anda kelihatan banget bahwa arus listrik akan
turun dengan drastis saat ”alat penghemat” tersebut
dipasang, tetapi ketika dibawa pulang kok bayar listriknya
tetap saja…?, malahan nambah?.
Mari kita pelajari faktanya bareng-bareng.
1. Disebut arus bolak-balik, karena polaritas tegangan pada
kedua penghantar / kabel berubah-ubah terus sepanjang waktu
(makanya colokan listrik tidak ada plus minus nya
seperti batteray), seringkali kita membaca 220V / 50Hz,
nah… 50Hz itu berarti polaritas listrik akan berubah setiap
1/50 detik.
2. Beban listrik yang ada, mempunyai sifat :
-
Resistif, beban listrik yang lebih memiliki sifat
resistif (walaupun ada unsur induktifnya juga) misalnya :
bola lampu atau setrika listrik, yang terdiri kawat wolfram
atau kawat nikelin yang dapat membara atau panas ketika
dialiri listrik.
-
Induktif, misalnya : motor
penggerak pompa air, lampu TL dengan ballast, kulkas,
freezer, AC, TV, Peralatan Audio Video, Radio, Kipas angin
-
Kapasitif, yaitu : Kapasitor.
3. Listrik arus bolak-balik yang
terhubung dengan beban induktif, maka Arusnya akan
tertinggal terhadap Tegangannya (dalam bahasa inggrisnya
disebut Lagging), nah besarnya sudut tertinggalnya inilah
yang disebut dengan faktor daya atau cos Φ itu tadi dimana
semakin kecil nilainya akan semakin buruk. Besarnya faktor
daya tersebut selalu dibawah angka 1 dan pada kondisi yang
terburuk bisa mencapai hanya 0.6. Nah celakanya, peralatan
listrik rumah tangga pada umumnya bersifat induktif.
4. Untuk memperbaiki faktor daya
= cos Φ, yaitu dengan ”melawan” sifat induktif itu tadi,
yaitu dengan memasangkan alat yang bernama kapasitor secara
paralel dengan beban.
Sampai disini sudah OK, lha
terus hubungannya rumus-rumus yang memusingkan diatas dengan
faktor daya = cos Φ dengan alat penghemat tadi apa…?, mari
kita lihat faktanya bersama-sama :
KUNCINYA kalau kita gambarkan adalah sebagai berikut:
Misalnya:
Sebuah lampu 20Watt terhubung pada tegangan listrik 220V,
(dengan faktor daya = 0.766, kalau dihitung pakai kalkulator
ketemu 40 derajat, dan sin Φ=0.643) maka :
Pnyata = V * I * cos Φ
Sehingga I = Pnyata / (V * cos Φ)
= 20 / (220 * 0.766)
= 0.119 Ampere
Nilai inilah yang ditunjuk oleh ampere meter!
Psemu = V * I
= 220 * 0.119
= 26,11 VA
Pbuta = V * I * sin Φ
= 220 * 0.119 * 0.643
= 16.83 VAR
Kalau anda ragu-ragu dengan
hitungan diatas, coba test dengan rumus ABC waktu yang
diajarkan bapak guru waktu masih SMP, yaitu :
Psemu2 = Pnyata2 * Pbuta2
26.112 = 202 + 16.832
Kemudian dipasangkan kapasitor
(yang ternyata disebut-sebut sebagai alat penghemat listrik
itu), sehingga faktor dayanya naik menjadi 0.940, (kalau
dihitung dengan kalkulator ketemu 20 derajat dengan sin Φ =
0.342), maka kalau digambarkan lagi menjadi :
Pnyata = V * I * cos Φ
Sehingga I = Pnyata / (V * cos Φ)
= 20 / (220 * 0.940)
= 0.097 Ampere
Nilai inilah yang ditunjuk oleh ampere meter!
Psemu = V * I
= 220 * 0.097
= 21.27 VA
Pbuta = V * I * sin Φ
= 220 * 0.097 * 0.342
= 7.30 VAR
Terus berapa nilai kapasitor
yang ditambahkan oleh alat penghemat tadi…?, gampang saja,
yaitu: 16.83 VAR-7.30 VAR = 9.53 VAR.
Hebat bukan?...
Hanya dengan menambahkan kapasitor saja, arus listrik yang
terukur oleh amperemeter pada alat peraga penjual ”penghemat
listrik” itu bisa turun dari 0.119 Ampere menjadi 0.097
Ampere = 0.022 Ampere, tentunya ini yang membuat anda rela
merogoh kocek, sedangkan mereka tidak berani memasangkan
Watt meter, yang pastinya akan tetap menunjuk pada 20 Watt,
atau bahkan VARmeter yang malah bikin bingung lagi.
Masih bingung?...
Meteran listrik yang terpasang di rumah kita itu mengapa
disebut KWH meter, karena digunakan untuk mengukur WATT
bukan VA, yang kita bayar ke PLN itu adalah Watt bukan VA.
K = Kilo = perkalian 1000
W = Watt,
H = Hour = Jam
Jadi untuk listrik arus bolak-balik, ARUS LISTRIK dalam
satuan AMPERE bukan satu-satunya faktor pengali penting
dalam pengukuran daya, tetapi masih ada FAKTOR DAYA atau
COSΦ. Sesuai dengan rumus
Pnyata = V * I * cosΦ (Watt)
Jadi dengan penambahan alat penghemat listrik, walaupun
arusnya turun, kalau cos Φ nya naik, maka nilai Watt nya
akan tetap, dan bahkan apabila nilai kapasitor yang
ditambahkan berlebihan, misalnya dikarenakan anda terlalu
bersemangat untuk ”berhemat” sehingga menambahkan kapasitor
dengan sebanyak-banyaknya, maka justru kapasitor itu akan
menarik arus, itulah sebabnya mengapa pembayaran listrik
adan tidak malah ngirit, tetapi malah memboros…..!
Mengapa pabrik - pabrik
memasang kapasitor?
Nah ini yang membuat anda terkecoh…!,
Pabrik-pabrik yang menggunakan daya tinggi sampai ukuran
Mega Watt, oleh PLN memang diwajibkan untuk memperbaiki
faktor dayanya, kalau tidak maka akan kena denda, nah ini
yang lain dengan pelanggan rumahan yang tidak terkena dampak
denda karena faktor daya, makanya anda tidak perlu
pusing-pusing memperbaiki faktor daya, itu sudah tugas PLN.
PLN menetapkan batas minimal faktor daya agar tidak terkena
denda VAR bagi pelanggan Industri, dan meteran yang
terpasangpun lain dengan pelanggan rumahan, karena
dilengkapi pula dengan KVARmeter.
Mengapa PLN menetapkan
batas faktor daya?
Karena PLN ingin saluran transmisinya effisien, begini
ceritanya: berdasarkan contoh hitung-hitungan diatas sudah
terbukti bahwa kalau untuk beban lampu yang 20Watt saja,
dengan memperbaiki faktor daya, terdapat penurunan arus
sebesar 0.022 Ampere. Coba kalau 20 MegaWatt?, maka :
-
Nilai Ampere ini berpengaruh terhadap besarnya kabel yang
harus digunakan oleh PLN untuk menyalurkan dayanya. Dengan
daya yang sama, apabila faktor dayanya jelek, maka arusnya
akan lebih besar, tentunya harus digunakan kabel dengan
ukuran diameter yang lebih besar yang artinya lebih mahal.
-
Dengan arus yang besar, rugi-rugi saluran yang timbul
dalam saluran transmisi akan semakin besar juga, sesuai
dengan rumus :
Psaluran = I2 * R
Dimana: Psaluran = rugi-rugi yang ditimbulkan oleh panas
pada saluran transmisi dalam satuan Watt, I = arus dalam
satuan Ampere, R = resistansi saluran dalam satuan OHM.
Ingat, karena I di kuadratkan, perbedaan kecil akan menjadi
faktor pengali penting.
Bagaimana menghemat
listrik?
Bagi pelanggan rumahan tidak perlu repot-repot memasang
kapasitor, dan jangan terlalu risau faktor daya dan dengan
rugi-rugi saluran!. Misalnya rumah anda sepanjang 100
meterpun tida usah risau, beban yang terjauhpun
paling-paling hanya lampu 10Watt yang terpasang di kandang
ayam!.
-
Gunakan kabel dengan ukuran yang cukup, lebih besar-lebih
baik, karena panas yang timbul pada kabel karena kabel
terlalu kecil, itulah yang disebut dengan rugi saluran.
Untuk listrik rumah dengan daya 900VA, minimal gunakan kabel
2mm, dan 2.5mm untuk daya 1200VA pada saluran utamanya.
Gunakan kabel dengan kualitas baik, apabila memungkinkan
dana anda, gantilah kabel NYM dengan kabel NYY-HY yang
mempunyai kualitas isolasi lebih baik.
-
Gunakan sakelar, fitting, stop kontak dengan kualitas
baik, sehingga tidak timbul panas pada kontak-kontak sentuh.
-
Gunakan lampu hemat energi, lebih mahal sedikit atau
bahkan dengan harga 5 kali lipat tidak masalah, apabila
lebih awet 10 kali dan lebih hemat 15 kali. Hindarkan
pemakaian ”lampu pijar”.
-
Hindarkan pemakaian alat listrik
memakan banyak daya, misalnya dispenser
yang dilengkapi panas / dingin, kompor listrik, water heater,
magic mug, radio tabung, TV-eropah, dan lain-lain.
Maka dari itu, mulai saat ini
jangan percaya dengan iklan alat penghemat listrik. Namun demikian bagi anda yang
sudah terlanjur membeli alat tersebut, jangan merasa
bersalah banget-banget, saya maklum karena penjual alat
tersebut dibekali dengan cara-cara dan kalimat-kalimat iklan
yang cukup membius, tetapi bapak-bapak dan ibu-ibu
seharusnya setelah membaca keterangan saya diatas sudah
mempunyai pegangan sehingga tidak goyah lagi imannya untuk
membeli alat yang dapat mengurangi pembayaran listrik
Sumber :
jakatriana.blogdetik.com